Sabtu, 13 Maret 2021

Mutiara Hidup, Renungan Hari Sabtu 13 Maret 2021

 

Bacaan dari Kitab Hosea 6:1-6      

"Aku menyukai kasih setia, dan bukan kurban sembelihan.

Mzm 51:3-4.18-19.20-21ab; Ul: 22 

Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga. 

1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! 

2. Sebab Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalau pun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahan kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah. 

3. Lakukanlah kerelaan hati-Mu kepada Sion, bangunlah kembali tembok-tembok Yerusalem! Maka akan dipersembahkan kurban sejati yang berkenan kepada-Mu kurban bakar dan kurban-kurban yang utuh. 

Injil Yesus Kristus menurut Lukas 18:9-14

    "Pemungut cukai ini pulang ke rumahnya, sebagai orang yang dibenarkan Allah."      

Sekali peristiwa, Yesus menyatakan perumpamaan ini kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain. Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang satu adalah orang Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain; aku bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah, dan bukan juga seperti pemungut cukai ini. Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”

Renungan.

Dalam Injil hari ini dimunculkan dua sosok, yakni orang Farisi sebagai gambaran orang yang terpandang, orang yang taat Taurat Musa, dan orang yang merasa diri paling suci; kemudian ada pemungut cukai dimana digambarkan sebagai orang pendosa dan hina, tidak layak datang dirumah Bapa.

Saat keduanya berada dirumah Bapa, tampak orang Farisi tersebut berdoa dan bersyukur atas apa yang dia punya namun dia merendahkan orang lain dalam syukurnya. Dia memuji dirinya sendiri atas perbuatan2 baik yang ia telah lakukan tanpa ia merasa punya dosa sedikitpun.

Sebaliknya, pemungut cukai itu hanya mampu berdiri jauh dibelakang, hanya menunduk karena ia merasa dirinya kotor, penuh dosa, dan tidak layak menghadap Bapa, karena itu ia hanya berdoa memohon belas kasih Tuhan untuk segala dosanya.

Yesus menegaskan bahwa diantara keduanya yang paling dibenarkan Allah ialah pemungut cukai tersebut. Karena ia berani mengakui bahwa dirinya penuh dosa dan tak pantas dihadapan Allah sehingga yang ia mohon hanya belas kasihan dan ampunan dari Allah.

Itulah sikap kerendahan hati yang diinginkan Allah,,,sikap dimana kita berani mengakui segala dosa dan kesalahan kita serta mohon belas kasihan dan ampunanNya. Jika kita bisa mempunyai sikap seperti pemungut cukai tersebut, pastilah rahmat dan kasih karunia Allah akan tercurah dalam hidup kita selalu. Amin

Ya Bapa,,kami hanya manusia yang lemah dan penuh dosa, apa yang kami miliki hanyalah dari kemurahan hatiMu,,jadikan hati kami seperti hatiMu ya Bapa, penuh kasih dan rendah hati selalu. Amin




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mutiara Hidup, Renungan Hari Selasa 30 Maret 2021

Bacaan dari Kitab Yesaya 49:1-6 " Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampa...